WADAFUK, MBAH KONTRAKAN!

Aku mengontrak sebuah rumah sederhana di dekat kampus. Aku mengontraknya sejak setahun yang lalu dan pemiliknya sangat menyebalkan. Alasanku membuat post ini :

1. Mbah kontrakan pemilik rumah yang kukontrak ini tidak memiliki blog. Apalagi akun facebook, twitter, g+, plurk dan sebagainya. Bahkan sebenarnya dia kesusahan mengoperasikan nintendo advance tahun 1999. Well, mbah kontrakan, selamat datang di abad 21. Apa kamu juga mengira perang dunia 2 belum selesai?

2. Mbah kontrakan tinggal dua blok di sebelah rumah yang kami tinggali. Yang menyebalkan adalah, nenek ini mengira masih memiliki hak penuh atas rumahnya yang sudah kami kontrak selama satu tahun yang lalu, dan satu tahun ke depan. Padahal, aku sangat benci dia berada di pekarangan rumah, mengendap-endap, sambil membuat kegaduhan bersama anak-anak kecil yang mukanya penuh ingus, berteriak-teriak seperti monyet amazon, dan tidak mengenal konsep privasi. Kalian tidak sungguh mengira nenek itu juga melompat-lompat seperti monyet amazon kan? Tentu saja tidak. Dia menyuapi keponakannya yang berusia delapan tahun.

3. Yap! mengendap-endap. Itu sangat mengerikan mbah! Kamu tahu rasanya bangun jam sembilan pagi, membuka selambu jendela kamar dan mendapati seorang nenek keriput berdiri memandangi jendelamu dari jarak satu meter? Oh! MADAFAKA!! Aku merasa beresiko mati di usia muda karena gagal jantung.



4. Setelah muncul film indonesia yang tidak terlalu laris, 'NENEK GAYUNG' beredar, aku jadi curiga jangan-jangan mbah kontrakan ini sumber inspirasi penulis naskah filmnya. Dan beberapa kali hal ini terbawa sampai mimpi. Kamu sangat horor mbah. Itu patut diapresiasi. Oh shit! bayangkan si mbah kontrakan membawa gayung yang sudah lumutan, lalu bilang 'mau dimandiin cu...?'.. Dan sungguh, nenek gayung yang ada di film itu tidak ada apa-apanya dibanding yang ini. Mungkin ide yang bagus jika aku mengontak tim masih dunia lain untuk beruji nyali di sini. Taruhan deh pasti akan melambai ke kamera semuanya.

5. Mbah kontrakan selalu membicarakan kami di obrolan-obrolan sayur pagi hari khas kampung. Dulu, pertama kali aku mengontrak di sini, aku dan Jibril adalah muazin tidak resmi yang selalu adzan setiap mbah Mo ( imam kampung ini) berhalangan. Suatu ketika, aku sedang buang air besar di kamar mandi kontrakan (kamar mandi di kontrakan dindingnya terbuat dari semen, sehingga tidak kedap suara). Saat enak-enak buang air besar, aku mendengar di luar kamar mandi yang langsung tembus ke jalan, sedang membicarakan betapa merdunya suaraku dan Jibril ketika adzan. Karena dindingnya tidak kedap suara, aku terpaksa menahan ampas hajatku untuk tidak jatuh selama mungkin. Ini akan memalukan kalau suara 'ceprot' terdengar ke luar.

Sejak saat itu, aku tidak pernah adzan lagi di mushola belakang kontrakan.

6. Dia menginterogasi setiap perempuan yang datang ke rumah kami. Bahkan pengantar delivery junk food!  Dia akan mengajak ngobrol lama dengan menyelipkan pertanyaan-pertanyaan bodoh semacam : "Sinten nggih?" (siapa ya?), "sangking pundi?" (dari mana?) dan pertanyaan interogatif lainnya.
Kamu mengira kami melakukan apa mbah? Human trafficking? Orgy? atau apa? Kalau pun kami melakukan pesta seks, kami toh tidak melarangmu untuk ikut?

7. kami tahu kamu kesepian mbah, tapi kami punya privasi dan kalau kamu kehabisan rokok bilang saja.
Kami punya banyak stok rokok.

8. Errr... mbah.. apa kamu benar-benar ingat kalau perang dunia kedua sudah selesai?