GETAR DIANTARA DUA SUJUD

Aku pernah bertanya kepada diriku sendiri tentang kehidupan. Jika hanya ada satu agama yang benar di atas muka bumi ini, dan agama yang lain masuk neraka, ini rasanya sangat tidak adil. Bagaimana dengan orang yang lahir dengan agama lain dan dia mengikuti agama orang tuanya?

Tetapi, aku berpikir, bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan tanda tanya di setiap partikel tubuhnya. Manusia tidak pernah mempertanyakan kebenaran sejati. manusia tidak pernah mempertanyakan eksistensi Tuhan. Yang sebenarnya terjadi adalah, manusia sedang mempertanyakan dirinya sendiri.

Aku tidak akan membicarakan eksistensi Tuhan di blog ini.
Tapi aku sedang mengajak kalian merasakan.

Ya, merasakan. Aku tidak menjual dogma. Dogma hanya disebarkan orang-orang suci kepada orang-orang yang kurang berpikir. Tuhan terasa sangat dekat ketika kita bangun tidur. Ada perpindahan dimensi yang tidak bisa dijelaskan secara empiris. Kalau ada yang bisa menjelaskan secara empiris, itu bisa-bisanya mereka.

Coba kita tidak usah pikirkan apa-apa. Dunia ini sangat simpel jika kita tidak terlalu memikirkan banyak hal. Kita sejenak lepaskan baju-baju ambisi favorit kita.


Berbicara tentang ambisi, bagiku ambisi bukan hanya kegelisahan yang diakibatkan keinginan dahsyat untuk mendapat sesuatu di dunia. Bukan cuma suatu api kehidupan yang sering disebuat manusia sebagai 'mimpi' dan 'cita-cita', atau 'sesuatu yang harus kita raih dengan bersusah payah'. Tetapi menurutku, keinginan berapi-api untuk mendapat pahala dan ingin masuk surga setelah mati juga termasuk ambisi.

Itu kenapa agama sering jadi alasan pertumpahan darah secara massal. Mereka memperjuangkan 'kebenaran' dalam realitas yang serba abu-abu. Hingga titik darah penghabisan dengan membasmi mereka yang tidak percaya. Masuk surga dan pahala cuma godaan.

Coba kita ingat orang-orang hebat yang menjalan ritual-ritual spiritualis dengan ikhlas dan tanpa tendensi ingin dapat pahala dan masuk surga. Hanya ikhlas.

Ketika mempertanyakan banyak hal, kita kerap menunda melaksanakan perintah agama yang sebenarnya sedang kita peluk.

Tapi ketika kembali ke sajadah dan memanjatkan doa-doa, ada yang mendesir-desir tak keruan di antara hati yang terasa lengang oleh akar tanda tanya yang tumbuh menjadi rimbun di urat nadi kita. Berakar-akar ke relung jiwa.

Sujud-sujud terasa seperti simfoni...
Diantara dua sujud, ada getaran semacam kumandang...
Ada kekuatan ketika kita mengangkat tangan dan mengucap nama Tuhan yang dulu pertama kali diperkenalkan oleh orang tua kita di usia tiga tahun.

Selepas agama yang ada itu benar atau tidak benar, sebuah agama selalu memberi kita pengalaman.
Pengalaman yang sangat berbeda dan tidak akan pernah dapat dijelaskan. Pengalaman adalah segalanya. Karena hidup adalah tentang mengalami. Seperti cinta. Cinta juga memberi kita pengalaman yang tak terbantahkan indahnya. Seperti agama.

Karena agama adalah cinta.