BEBY DAN RAIHAN, ALASANKU MEMBUAT IRI SELURUH KAKAK DI SELURUH DUNIA


Aku jadi ingat, adik-adikku dirumah apa rindu padaku? Seperti aku merindukan mereka. Apa disana mereka mengingatku seperti aku mengingat mereka dan mendoakan mereka setiap ada kesempatan aku berdoa? Adik-adkikku memberikan sesuatu yang mengurangi kengerian rumah taman pondok jati yang sudah Aku tinggal nyaris setahun. Banyak masa-masa yang selalu terbayang-bayang tentang adik-adikku sayang
PULANG SEKOLAH PALING INDAH
Karena adik-adikku, Beby dan Raihan, Aku merasa memiliki masa pulang sekolah paling indah di seluruh jagad alam raya. Saat Aku pulang dari sekolah, yang heboh memang kedua adik kesayanganku itu, mereka berdua berhamburan ke arahku, si Beby yang sudah SD berteriak histeris, “Kakaaaaaak………” sejurus aku menggendongnya. Kalau Raihan yang masih satu tahun itu aku gendong dan tidak mau turun, Beby selalu merengek minta gantian digendong. Sering menangis berebut digendong. Jika Raihan kuturunkan dari gendongan untuk menggendong Beby, Raihan yang menangis keras-keras. Beby juga tidak mau mengalah untuk turun dari gendongan, sambil memeluk leherku erat-erat. Kadang aku menggoda beby dengan menggendong raihan terus. Beby malah menangis lebih heboh, “Kakak udah nggak sayang aku, sayangnya sama raihan,” Ya Allah, anak-anak kecil yang tidak bisa berbohong dinaungi kepolosan ini benar-benar menyayangiku.
CUNG KAMPEK
Ini mainan tradisional dari bangka. Waktu kecil amahku sering mengkudangku dengan permainan ini. Begitu juga Aku pada kedua adik-adikku. Beby dan Raihan. Waktu mereka memasuki usia baru bisa berjalan, itu masa lucu-lucunya mereka. Aku berbaring dikasur, adikku kunaikkan ke kakiku yang kutekuk dan memfungsikannya sebagai ayunan sambil bersenandung, “Cung kampek, esa eso, kampek..” cekikikan adikku saat bermain dengan mereka benar-benar tak tergadai intan berlian.
HARTA KARUN
Yang ini sering Aku mainkan dengan Beby sebelum Raihan lahir. Aku menyembunyikan sesuatu misalnya boneka kecil kesayangannya ke tempat tersembunyi. Contoh belakang mobil yang terparkir di garasi. Lantas aku menggambar pada secarik kertas jalan menuju ke tempat X. Melewati meja computer, tv, microwave, kemudian berputar ke rak boneka, melewati ruang tamu, hingga mencapai tanda X. Setiap tempat aku beri symbol yang mudah dicerna anak-anak. Misal rak boneka dengan gambar teddy bear. Adikku suka sekali, Beby berkali-kali bilang, “ayo kak main harta karun harta karunan lagi”
“BEBY BAYI!”
Beby dan Raihan memberiku alasan untuk membuat iri seluruh kakak di seluruh dunia. Aku rasa kalimat itu tidak berlebihan. Karena mereka berdua yang memberi warna di rumah ini. Membuat rumah mengerikan ini menjadi ladang hiburan. Adik-adikku satu-satunya alasan mengapa aku bertahan selama itu di pondok jati dalam intimidasi dan pengabaian hak asasi. Aku juga merindukan sering menggoda Beby denga memanggilnya Bayi, karena beby artinya bayi. Tak puas rasanya sebelum Ia mau menangis. Lantas kugendong sambil ku cup-cup adekku sayang.
KRAYON WARNA-WARNI
Banyak sekali yang aku ingin bagi. Tapi jika menulis banyak-banyak di blog kok rasanya kurang etis. Lagi pula takut yang baca pada bosan. Waktu senggangku kadang kuisi dengan menemani adikku menggambar. Beby sangat gembira jika aku gambarkan kucing dengan krayon warna-warni. Kemudian request minta digambarkan macam-macam. Asal tahu saja, beby yang les mewarnai ini jago sekali mewarnai. Bahkan adikku itu mengenal gradasi. Memang tak pernah kutunjukkan secara terang-terangan kebanggaanku padanya, namun dalam hati, dan di depan teman-temanku, Beby selalu kubanggakan dengan antusias, sama seperti saat Beby bisa naik sepeda roda dua di umur tiga tahun. Raihanpun sudah menunjukkan bakat memainkan krayon runcing di umur satu tahun. Waktu itu gambar pertamanya yang beraliran abstrak aku simpan dan kutulisi “gambar pertama raihan”, tapi entah sekarang dimana, kutinggal di kamar saat minggat dari rumah. Asal tahu saja, itu salah satu harta bentuk benda paling berharhga yang tuhan takdirkan aku miliki.
Semoga adik-adikku mendengar puisi-puisi sendu yang teranyam rapi di buku-buku matematikaku tentang rinduku pada mereka. Yang kutulis saat malas memperhatikan pelajaran. Tak pernah aku diberi kesanggupan menahan tangis saat melihat anak kecil seumuran adikku bermain dengan mainan bonus di KFC. Mainan yang sama dengan mainan yang sering aku mainkan bersam Beby dan Raihan. Juga saat mengingat hal-hal diatas, juga saat mengetik tulisan ini, juga saat kawan-kawanku di taman pondok jati bilang si Raihan sudah banyak omongnya dan sering main keluar rumah.
Adik-adikku tidak pernah membiarkanku sendiri, paling tidak bayangan mereka selalu menemani setiap langkahku yang terjejak. Aku sayang kalian Beby Yumna Mawwadah, Raihan Abdurrahman Hanif. Doa kakak pada kalian tak pernah luput dari setiap milisekon jam atom.