TERIMA KASIH 2011 (DAN SELURUH ELEMENNYA)

Tahun baru, dalam perspektifku, selalu menjadi satu momentum refleksi dari baik-buruk laku kita di tahun yang lalu. Satu ajang pengawalan rekonstruksi pribadi menjadi seorang yang lebih menginspirasi bagi orang lain. Tahun baru, tidak pernah aku anggap sebagai satu ajang puncak pelampiasan hawa nafsu yang bergemuruh di dalam dada kita. Jika kita mengawali langkah pertama kita di tahun baru dengan alkohol, rokok, kembang api, dan hal-hal semacamnya, bagaimana jadinya langkah-langkah kita selanjutnya?

Aku melangkah menjauh melewati 2011 dengan pijak yang semerbak cempaka, mengendarai sampan waktu yang kukayuh dengan dayung-dayung kalimat cahaya. Kusibak tirai waktu dan kudapati ucapan selamat datang dari 2012. 2012, baik-baik ya sama saya!

2011 adalah tentang impian-impian lama yang menjadi nyata. Dua tahun yang lalu, aku memimpikan menjadi mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan sekarang aku memegang kartu mahasiswa dengan namaku di Institut yang sama.

2011 adalah tentang hasil sebuah jerih payah yang terbayar impas. Keringat kutukar dengan emas. Ujian nasional SMK 2011 telah kulalui, aku lulus dari SMKN 1 Surabaya yang telah mendidikku selama tiga tahun. Aku masuk SMKN 1 Surabaya dengan predikat nilai terbaik satu jurusan dan lulus dengan predikat terbaik kedua satu jurusan. Sesuatu yang harusnya kusyukuri lebih daripada membayar nadzar berpuasa selama seminggu

2011 adalah tentang doa-doa yang dipeluk Tuhan. FRW (kau-tahu-siapa) sempat menyapaku di tahun ini. Sebelum menghilang lagi terbingkas suatu apa entah, sebelum bersembunyi lagi dibalik negeri di balik selambu-selambu hitam kelam yang tiada bersudut. Aku pernah berdoa "Tuhan, aku rela menukarkan seluruh hidupku untuk satu sapaan darinya, sebuah kata maaf darinya, dan bertemu dengannya meski hanya memandangnya dari jauh," . Tuhan benar-benar mengabulkan doaku. Dan hal ini menjadi pengalamanku agar hati-hati kalau berdoa. Kalau sudi waktu kuputar, aku akan mengganti doaku dengan "Tuhan, biarkan aku memilikinya selama-lamanya," tapi rasanya terlalu klise dan egois. Maka, aku berharap agar dia bahagia dengan segala pilihannya. Dan FRW, kalu kau membacanya, aku sangat merindukanmu.



2011 adalah tentang kerinduan-kerinduan yang belum lunas. Satu, aku merindukan FRW dan satu pertemuan...err.. Yeah, that doesn't worth. Dua, tahun ini aku gagal mengunjungi makam ibuku di bangka karena tabunganku benar-benar belum cukup untuk berangkat ke Bangka. Saudara-saudaraku di Bangka semua patah kontak saat aku masih di bawah masa imperium mama tiriku.  Ibuk, baik-baik ya di bangka, tunggu anakmu ini beberapa tahun dan aku akan melampiaskan segala rindu yang tertahan selama sembilan belas tahun dengan belaian di wajah nisanmu. Aku tidak akan menangis. Agar Ibuk bisa tegar beristirahat dan bangkit dengan wajah bersinar tatkala yaumul ba'atz sudah hadir waktunya.

2011 adalah tentang orang-orang baru yang membawakan nampan emas. Di tahun 2011, aku bertemu sahabat-sahabat baru satu perguruan. Kecap, Tito, Bayu, Pungki, Alan, Nining, Pipin, Indra, Pika, Hera, Ulfa, Facul. Mereka semua orang-orang hebat. Mereka memberiku benih-benih persahabatan baru yang sudah tumbuh dan meneduhkan dalam usia persahabatan yang masih seumur jagung. Mereka memberiku alasan-alasan magis untuk betah di jogja. Mereka satu-satunya alasan aku berkhianat dari kesendirian.

2011 adalah tentang hidup baru. Mengontrak rumah, bebas, lepas, berdiri sendiri di jogja, yang berjarak lumayan jauh dari surabaya. Sebuah surga demokrasi. Dan aku bangga di kehidupanku yang baru, aku bermusuhan dengan alkohol, rokok, dan seks bebas. Meski aku tidak memusuhi orang-orang yang bersahabat dengan alkohol, rokok, dan seks bebas. Menjadi baik itu pilihan. Dan pilihan yang baik itu sulit. Aku yakin sekali dengan prinsipku. Terima kasih FRW, yang sempat membuatku terjebak dalam dunia gelap dan mengembalikanku menjadi Dipa yang sebenarnya. Yang berani memilih terang diantara gelap.

Semua elemen 2011, telah ramah kepadaku. Selamat tinggal 2011.
2011 jadi prasasti. Dan lembar 2012 telah terbuka. Akan kuisi dengan perwujudan impian-impian yang tertunda, akan kuhadiahkan bangga pada ibuku di pusaranya.
Suatu saat nanti, aku akan mengingat-ingat lagi, aku pernah melewati satu masa bernama tahun 2011.