Senjaku Berpeluh

Melamun saat asma tuhan mengangkasa
Melambung bersama jingga dibats langit
Aku tersenyum pada senja
Merangkul awan dan hujan




Senjaku berpeluh
Tuhan direlungku
lebih dekat dari urat nadi

Mengapa tak kusapa mentari
Ketika panas masih membumi

Usiaku belum mati
Senjaku belum tenggelam
Dibui malam yang lekas datang

Senjaku berpeluh,
Sudi kiranya Tuhan menerima ampun
Walau jingga semakin pekat

Kendil sumbu kian menyala
Dipapah tatakan kayu yang liat
Hiruk gelap mencuat

Hingga maut menjemput
Jauh dari senjaku  

(ketika senja, Januari 2011)