TRAGEDI BEDAK STROBERI

(WARNING : CERITA INI MERUPAKAN SEPARUH FIKSI SEHINGGA DIPERLUKAN KECERDASAN MEMADAI UNTUK MENGUKUR HIPERBOLA DAN KELEBAIAN PENULIS. UNTUK IBU HAMIL DISARANKAN UNTUK MENUTUP SAJA POST INI. TERIMA KASIH. IYA SAMA-SAMA.)



Siang itu pukul setengah dua belas. AC lab komputer program keahlian Broadcasting megap-megap. Bukan karena Timnas menang tipis, tapi karena matahari panasnya tidak kenal kompromi. Sehingga Dhara Adhelia (mulai disini kita sebut KOIDZ, red) mulai berkeringat di dahinya. Walau belakangan diketahui bahwa Ia sedang resah karena perasaannya tidak terlalu baik saat kartu dua warna itu dikocok oleh tangan lembut Babyta dan mulai membaginya tiga-tiga, mungkin empat. Persetan. Karena bola mata Koidz mulai bergerak-gerak ke kanan dan kiri. kadang atas.

Koidz adalah pemain kartu handal yang namanya selalu bercokol di nomor dua di seantreo jagat RT. Sangat membanggakan melihat kapasitasnya yang hobi ngupil saat pelajaran matematika. Juga bahasa inggris. Alasannya sederhana, ngupil sangat menginspirasi, ada euforia tersendiri ketika berhasil menggali upil di hidungnya yang mirip goa hiro. Tapi kita tidak sedang membicarakan kenikmatan mengupil. Lain kali saja.


Kartu sudah dibagi di deck masing-masing pemain. Di samping kiri Koidz ada BG alias bos genk alias Pur alias Fitria Purnawati alias Sukiyem. BG memasang wajah yakin. Begitu juga Bebyta yang memakai bando kelinci dan pakaian ketat. Bibir sensualnya mengguratkan kemenangan. Tidak jauh berbeda Dipa Utomo. Garis mukanya yang tegas sangat kentara bahwa Ia sedang banyak hutang. Buron kreditor panci ini tersenyum simpul ketika melihat kartunya.

Bebyta membuka kartu pembuka dengan gayanya yang sangat menggoda, agak condong ke depan sambil berkedip-kedip nggak jelas. Ternyata waru! Oh god! kenapa tidak rungkut lor atau wonokromo saja! Oops. otak Koidz mulai ngaco dengan malah memikirkan rute Bemo lokal. Mungkin karena kemarin Ia baru saja get candle light dinner dengan salah satu sopir bemo kondang di Surabaya. Walau mukanya lebih mirip gelombang seng, banyak yang ebih setuju jika wajahnya mirip ban tubeles kalo bocor. Njetar-njetar gitu deh. hush! malah ngerasani orang.

The game has really begun. Koidz dengan tangannya yang gemetar mencoba untuk membuka kartunya. Tidak! ternyata hanya satu yang waru. Ia lunglai. Semua musuh-mushnya sudah meletakkan kartu di deck. Ia melempar 2 waru yang Ia miliki. BG yang membuang akrtu terbesar kini membuang love. Queen lagi. semua musuh Koidz lagi-lagi membuang kartu love. Oh gosh! Ia tidak punya! hayo kon yo.. hayo kon yo... Akhirnya terpaksa Ia mengambil kartu dari deck. satu, tidak, bukan love. Dua, juga bukan. hingga lima belas juga bukan. Yang ke enam belas ternyata tiga love. Akhirnya, batin Koidz kegirangan sambil agak menganguk-angguk bangga. Sekejap kemudian, eh, ternyata kartu tiga love di tangannya hilang.

"Loh?? kemana kartuku tadi????" Tanya Koidz parau.

"Tuh, dicuri dia," Kata Bebyta menunjuk sweeper si pencuri yang hendak membuka pintu untuk keluar. Ia nyengir.

"swweeper jangan mencuri!" teriaknya 3x.

Dan detik demi detik terajut, tak terasa, tangan Dipa dan Bebyta sudah bersih. Karena barusan cuci tangan pakai hand senitaizer. BG akhirnya memungkasi pertandingan dengan baik. Tapi Kartu di tangan Koidz masih ada duapuluh tiga. Buset. Luar biasa sekali. Game pertama usai.

Seperti yang sudah tertera di surat perjanjian awal yang ditandatangani setiap peserta dengan tinta darah diatas materai lima juta, bahwa pemain yang kalah diwajibkan diberi hukuman berupa wajahnya diolesi dengan suatu bahan serbuk korosi yang dapat melelehkan wajah menjadi tinta sepidol. Lumayan buat pak joko ngajar matematika. Sangat mengerikan. Hukuman yang sporadis dan tidak berkeperikucingan. Nama serbuk itu adalah : BEDAK STROBERI.

Petir kali ini menyambar-menyambar. DUAR! DUAR!. mencekam vena menjadi tegang. Bebyta yang sudah menyiapkan Bedak Stroberi tersenyum kejam. Senyumnya lebih kejam dari Bu Diah saat menjaga Ulangan akhir semester. Hanya saja Bebyta tidak botak. itu saja. Dipa dan BG menari hula-hula menyambut Bedak stroberi. Wajah mereka lebih mirip maling ayam kali ini.

"TIDAAAAAKKKKK!!!!!" Jerit Koidz yang dieksekusi dengan wajah mesum. "Muahaahahahaha..." tawa-tawa kejam berselingan. Seperti sedang mencoba memformulasi sambel petis jadi deodoran. (ide yang bagus. mungkin bisa dapet nobel).

Koidz yang sudah dieksekusi wajahanya sangat memprihatinkan. sebelas duabelas dengan TKW-TKW yang mengais dolar.

Game kedua dimulai. Kali ini ada dua pendatang baru , satu bernama Titud. Wanita paruh baya yang hobi ngegosip di portal memakai daster lengkap dengan rol rambut belum dilepas. ia gemar pipis di celana saat melihat cowok ganteng. Apalagi yang mirip irfan "unyu" bachdim. Dan satu lagi wanita pedalaman bernama Anuzetzet. Ia tinggal di tempat yang jauh dari peradaban, di tempat yang Api saja baru ditemukan. Tidak heran Ia sangat girang saat melihat televisi dan bola lampu. Yang awalnya Ia kira semacam obat gatal. Bahkan Ia meloncat-meloncat dan menengadah ke langit saat kartu game kedua dibagikan.

Koidz, BG, Dipa, Bebyta, Anuzetzet dan Titud saling berpandangan. sama-sama menghindari hukuman anrasionalistik yang siap menghujam. Mata mereka sangat populis.



EPILOG : Di game kedua dan ketiga Koidz kalah lagi. Berturut-turut! Ia akhirnya terpaksa turun dari tahtanya sebagai runner up main kartu seantreo jagad RT. Mukanya sudah tidak berparas lagi. Sulit mengenalinya karena efek Bedak Stroberi yang berbau menyengat. Akhirnya Ia banting setir menjadi aktris holiwud. spesialis pemeran pengganti korban mutilasi dan bom bunuh diri.

Dipa utomo berhasil melunasi kredit pancinya dan mulai mengkredit wajan bekas.

BG berkonsenterasi mendidik anak-anak sok gaul di gangnya menjadi anak yang gahol beudh dan mulai mempopulerkan kopiah sebagai ganti tindik.

Bebyta mulai tobat dan menanggalkan pakaian-pakaian mini dan ketatnya. Ia mulai memakai mukenah kemana-mana, bahkan saat makan doner kebab di fudkot mol. Mukenahnya juga tdak dilepaskannya ketika ajojing di klub malam.

Titud membuka les untuk menjadi orang panik. Orang tenar yang mulai belajar padanya untuk bisa panik adalah Alfreud Riedl (pelatih timnas), pak beye (presiden), dan Ryan D'massive (anak ben gituh). Mereka bertiga sebelumnya mengeluh kenapa Mereka sangat datar saat melihat kucing ditelindas sepeda onthel roda tiga. Akhirnya mereka bisa panoik dan Titud berhasil menyabet penghargaan "PANIC OF THE YEAR" lewat bukunya "HOW to be A GOOD PANIC PERSON".

Anuzetzet sudah bisa makan dengan sendok dan garpu walau kadang lupa kalau shampo itu untuk rambut, bukan untuk dicocol ayam goreng. Perkembangan yang paling luar biasa adalah Ia sudah dapat menyalakan saklar lampu tanpa teriak-teriak girang.

(ket gambar : Koidz dengan wajah tidak karuan yang sudah ditaburi Bedak stroberi saat Game ketiga)

THE END