ANUPTAPHOBIA
Masih dengan pertanyaan yang sama tentang Rasa Takut
Di dunia ini orang-orang takut dengan banyak hal.
Hingga mereka menamainya dengan berbagai macam sebutan.
Anuptaphobia adalah ketakutan yang unik.
Anuptabhibia adalah ketakutan untuk menjadi jomblo.
Ya. Kalau kita pikir-pikir lagi, ini ketakutan yang sedang melanda banyak orang. Terutama anak-anak muda. Aku harus bertanya-tanya ini sebenarnya zaman apa, di mana tidak memiliki seorang pacar dianggap lebih hina dari pada tidak memiliki perilaku yang baik, dari pada tidak memiliki masa depan.
Memang, kekasih itu selambu malam. Membatasi kita terhadap dunia luar tapi kita merasa aman. Cinta selalu meneduhkan. Memang. Tetapi menuhankan cinta adalah sebuah penyakit hati. Dan berpotensi memberangus waktumu hingga kering kehausan.
Kita tidak perlu malu menjadi jomblo.
Kesendirian itu cempaka. Harum tiada dua. Kita hanya bisa tenang ketika sendiri.
Kadang merasa menjadi jomblo karena itu bukan comfort zone bagi kita.
Kita tidak ingin di sana, maka kita merasa jomblo adalah penjara.
Padahal, jika kita merasakan, jika kita berjiwa,
Jomblo adalah penjara tak berpintu.
Bebas melepas dengan sipir yang baik hatinya.
Kita anak-anak kehidupan. Kenapa kita harus merindukan seorang kekasih kalau kesendirian menyenangkan?
kita bisa menonton film yang kita suka, kita bisa memiliki banyak waktu untuk memeluk ibu, kita punya kesempatan untuk tertawa-tawa bersama teman-teman kita.
Pacar hanya fatamorgana.
Relationship shit!
Ya, pacaran hanya menumbuh duri.
Ini bukan sebuah alasan dari seseorang yang sudah setahun setengah menjomblo.
Bukan kalimat-kalimat sesat dari badut cinta.
Tidak.
Kita pikirkan lagi.
Berapa sering kita bahagia karena cinta?
Berapa sering kita menderita karena cinta?
Bandingkan.
Kita tidak butuh menderita untuk bahagia karena cinta.
Di dunia ini orang-orang takut dengan banyak hal.
Hingga mereka menamainya dengan berbagai macam sebutan.
Anuptaphobia adalah ketakutan yang unik.
Anuptabhibia adalah ketakutan untuk menjadi jomblo.
Ya. Kalau kita pikir-pikir lagi, ini ketakutan yang sedang melanda banyak orang. Terutama anak-anak muda. Aku harus bertanya-tanya ini sebenarnya zaman apa, di mana tidak memiliki seorang pacar dianggap lebih hina dari pada tidak memiliki perilaku yang baik, dari pada tidak memiliki masa depan.
Memang, kekasih itu selambu malam. Membatasi kita terhadap dunia luar tapi kita merasa aman. Cinta selalu meneduhkan. Memang. Tetapi menuhankan cinta adalah sebuah penyakit hati. Dan berpotensi memberangus waktumu hingga kering kehausan.
Kita tidak perlu malu menjadi jomblo.
Kesendirian itu cempaka. Harum tiada dua. Kita hanya bisa tenang ketika sendiri.
Kadang merasa menjadi jomblo karena itu bukan comfort zone bagi kita.
Kita tidak ingin di sana, maka kita merasa jomblo adalah penjara.
Padahal, jika kita merasakan, jika kita berjiwa,
Jomblo adalah penjara tak berpintu.
Bebas melepas dengan sipir yang baik hatinya.
Kita anak-anak kehidupan. Kenapa kita harus merindukan seorang kekasih kalau kesendirian menyenangkan?
kita bisa menonton film yang kita suka, kita bisa memiliki banyak waktu untuk memeluk ibu, kita punya kesempatan untuk tertawa-tawa bersama teman-teman kita.
Pacar hanya fatamorgana.
Relationship shit!
Ya, pacaran hanya menumbuh duri.
Ini bukan sebuah alasan dari seseorang yang sudah setahun setengah menjomblo.
Bukan kalimat-kalimat sesat dari badut cinta.
Tidak.
Kita pikirkan lagi.
Berapa sering kita bahagia karena cinta?
Berapa sering kita menderita karena cinta?
Bandingkan.
Kita tidak butuh menderita untuk bahagia karena cinta.