HAL PALING BERSENI DI DUNIA ADALAH SEKS DAN SEPAK BOLA

Kalau Kau bertanya kepadaku tentang sesuatu apakah yang paling berseni di dunia yang fana ini, tentu dalam dua detik akan kutangkap sebuah jawaban dan kuberikan kepadamu : seks dan sepak bola. Well, memang benar seks maupun sepak bola tidak ada jurusan kuliahnya di Institut Seni Indonesia Yogya, tapi percayalah, mereka berdua adalah hal paling berseni yang pernah diciptakan Tuhan.

Seks, bila dilakukan dengan benar setelah menikah, adalah puncak ekstase dari wujud sebuah cinta yang berdimensi. Variasi-variasi gerakan yang membuat nafasmu menderu-deru, benar-benar memendam unsur estetika sembilan mata angin. Bahkan, pada zaman pra klasik, di India muncul buku sohor berjudul "KAMASUTRA" yang terkenal hingga berzaman-zaman. Seks menjadi unsur-unsur obrolan tabu di beberapa bagian di bumi. Seks tidak memberimu kesempatan untuk meninggalkannya karena seks adalah satu-satunya jalan untuk mempertahankan eksistensi umat manusia.

Lekuk tubuh pasanganmu, gerak erotis yang membuat kasurmu berantakan, suara-suara mendesah dan tubuh yang berkeringat, rambut yang tergurai, otot yang kuat menyangga tubuhmu, jari jemari . Semuanya koheren bersatu padu menjadi sebuah wujud seni penuh matra. Keindahan yang dihayati sepanjang malam dan nyaris tidak mengenal kebosanan periodik (ada kemungkinannya, tapi sangat kecil). Aku tidak dapat menelaah lebih jauh karena secara teknis aku belum pernah melakukannya. Well, kalian, menikahlah dulu sebelum melakukannya meski memakai kondom. Akan ada harga yang sangat manis untuk sebuah kesabaran.

Seks, adalah seni berkomunikasi secara sirkular, interaktif, dua arah. Dua orang yang melakukan hubungan seks, menyampaikan impuls-impuls pesan lewat sentuhan-sentuhan dan desahan yang menelanjangi syarafmu. Jika dimodelkan secara komunikasi, akan kupakai model komunikasi interaksional dari Aubrey Fisher yang lebih terasa interaksional dua arahnya.

Di sebelahnya, sesungguhnya yang paling berseni dari seks itu sendiri adalah proses untuk mencapai ke sana. Beberapa orang menyebutnya cinta, aku menyebutnya warna. Sedangkan warna-warna tersebut memiliki dinamika yang bukan main indahnya. Seakan-akan mainan Tuhan. Gunung dan embun tak akan seindah itu. Proses menuju sebuah hubungan seks, sangat panjang dan berliku umpama jalur setapak menuju lembah imogiri. Berbatu dan merintang-rintang mempersembahkan aral.

Jika Cinta ada olimpiadenya, maka hubungan seks indah yang dilakukan setelah mengucap ijab kabul adalah medali emasnya, puncak-puncak dimensi perwujudan mimpi.

Hal luar biasa lainnya adalah sepak bola

Sedangkan sepak bola, memiliki seni dengan unsur yang jauh lebih kompleks. Apa-apa perihal sepak bola, akan lebih membangkitkan nasionalisme ketimbang upacara bendera. Televisi yang menayangkan sepak bola, ratingnya akan beratus-ratus kali lipat lebih tinggi dibanding jika sebuah stasiun Televisi menayangkan pidato presiden. Perhatikan cuplikan kronologi dibawah ini :

Acara bola :
Bejo : "Bosen. Nonton TV ah"
(menyalakan TV)
Bejo : "Wah ada bola,"
(ke kelurahan nonton bareng satu kampung)
(misuh-misuh, mbawa-mbawa seluruh penduduk kebun binatang, mulai asu sampai jerapah)

Pidato Presiden :

Bejo : "Bosen. Nonton TV ah"
(menyalakan TV)
Bejo : "Kok acaranya pidato presiden semua?"
(matiin TV)
(ngorok)

Gerakan-gerakan lincah para pemainnya ketika melewati pemain belakang lawan, sliding tackle yang meluncur horizontal dengan keras, nasionalisme yang dipertaruhkan, judi dari skala kecil sampai kelas rakasasa, ekspresi supporter fanatiknya, genderang dan yel-yel dukungan yang membahana menggema-gema sampai ke sudut-sudut terkecil stadion, lensa tele dari kamera canon 1D milik Istri presiden dan wartawan dari berbagai media cetak, kamera-kamera video yang jadi bahan diskusi mahasiswa televisi dan film, cacian-cacian emosional seluruh negara dan isinya, tidak mengenal usia, tingkat ekonomi, dan latar belakangnya.

Sepak bola menjadi tontonan massal di Indonesia dengan rating televisi yang (pasti) menjadi pemuncak gunung survey penontin. Sepak bola, menjadi pemersatu paling universal yang tak akan terbantahkan oleh teori milik siapa pun. Sepak bola, menjadi satu alasan untuk bercengkrama dan mengumpat bersama-sama, sambil berdiskusi tentang masa depan bola, atau mengomentari tindakan-tindakan bodoh para pemainnya, atau pelanggaran yang kurang ajar.

Ritual-ritual khas yang dilakukan saat selebrasi gol bagi beberapa pemain, umpan-umpan panjang terukur, keringat yang mengucur berderai-derai sebagai proses sebuah tujuan, semua berkoherensi menjadi karya seni yang keindahannya mutlak dapat diterima oleh panca indera hampir seluruh orang (khususnya di Indonesia).

Negeri ini sudah penat dengan kemiskinan dan harga bahan pokok yang semakin naik saja. Maka, sepak bola datang bagaikan malaikat yang membawa sayap-sayap bercahaya, memasangkannya kepada hati kita, membawanya terbang menyentuh langit. Bersama debar yang tiada henti sampai sekitar 90 menit.

Sepak bola bukan sekedar tentang dua puluh dua orang kurang kerjaan yang rebutan satu bola di atas lapangan hijau dengan garis-garis putih konyol. Melainkan tentang kehormatan dan tujuan.

Seks dan sepak bola, adalah elemen yang tak akan terpisahkan dalam sebuah kehidupan.  Seks dan sepak bola memiliki beberapa persamaan. Yaitu mereka berdua sama-sama instrumen terbaik untuk menyalurkan uneg-uneg dan pelepasan hasrat. Bedanya, sepak bola bisa dimainkan siapa saja, asalkan ada bola, jalan raya pun jadi lapangan.

Sedangkan seks, euhmmmm.... nikmati saja prosesnya, jangan terburu-buru. Percayalah. Kesabaran akan membuahkan madu, kawan.
:)