AKU INGIN MENINGGALKAN DUNIA YANG FANA

Ada kalanya, Aku berpikir dan berpikir ulang perihal kehidupan. Ada kalanya, aku mak dengan apa-apa perihal dunia. Aku muak dengan peradaban, aku muak dengan segala pernak-pernik dunia yang membutakan. Peradaban, hanya memenuhi mataku dengan debu-debu emas orang-orang tamak, memenuhi telingaku dengan omong kosong-omong kosong pemerintah, dan memenuhi kepalaku dengan penghinaan-penghinaan yang peradaban lakukan.

UNTUK APA KITA HIDUP DI DUNIA?

Pertanyaan itu terus diulang-ulang dalam prosa-prosa cengeng dan lagu-lagu cinta pasaran bermutu rendahan. Tapi, mereka hanya menjual kata-kata itu sebagai puisi dan tidak sungguh-sungguh mempertanyakan hal yang tampak klise itu. Sungguh, kebiadaban adalah penyaru terbaik, Ia sanggup merubah definisi demi kehidupannya sendiri.

Aku ingin meninggalkan dunia yang tidak lebih dari sebuah gambar di dalam otak kita. Apa kita tidak pernah berpikir bila bir murahan yang kau tenggak, asap rokok yang kau kebulkan, dan dada halus pelacur-pelacur yang kalian cumbu dengan bergelora, semua adalah hanya persepsi yang panca indra kita tangkap, kita cerna dan menjadi sebuah gambar dan informasi di otak kita. Hanya seperti itu. Kita hanya mimpi sesaat, dan kemudian akan dibangunkan di hari di mana ruh kita kekal. Dan kejamnya dunia tidak akan ada sebutir pasirnya kejam neraka yang abadi. Nikmat sejam dari anggur yang kau tenggak sambil bernyanyi -nyanyi lagu pop hanyalah membakar dupa waktumu secara sia-sia. Tidak akan sebanding dengan panas tungku neraka.



Aku ingin meninggalkan dunia juga bukan karena Tuhan. karena aku dapat menemukan Tuhan di rumah Bapakku, di kerumunan pasar, dan di sela-sela jemarimu. Aku ingin meninggalkan dunia karena aku merasa seperti sebuah roda yang berputar ke kanan diantara roda yang berputar ke kanan. Aku ingin lari dari segala adat istiadat, aturan, dan norma-norma yang dibuat oleh orang-orang bumi yang tidak mau tahu aturan Tuhan yang sudah disampaikan Nabi-nabi, Ulama, Pendeta, dan para biksu.

Mereka menganggap cinta hanyalah sebatas wujud nafsu birahi yang mereka bungkus dengan kata-kata puitis dan merajuk, dengan rokok di tangan kanannya, dan dengan senyuman-senyuman hina yang palsu belaka.Mereka adalah budak berhala-berhala baru berwujud bir murahan. Mereka diberi akal namun tidak berfikir tentang hati mereka sendiri.

Aku ingin meninggalkan dunia dengan segala kehinaan dan dusta yang menutupi muka bumi sampai habis. Aku ingin berkelana ke dalam dimensi lain yang disana aku dapat bernafas dengan tenang, dapat belajar dengan khidmat, dan menyembah Tuhanku dengan khusuk.

Orang-orang memuja-muja dunia di depan dewi saraswati dan Venus. Mereka mabuk dalam buai-buai nikmat sesaat.

Hinakah orang-orang yang tidak pernah sembahyang?
Apa dalam otak mereka eksistensi Tuhan hanya sebatas simbol dari sebuah kehidupan?

Buat apa belajar mengaji TPA waktu TK, kalau besar-besar jadi biadab, jauh dari perintah yang ada.

Aku ingin meninggalkan dunia dan menanggalkan atribut-atribut penuh omong kosong yang membutakan.