PUISI KAMAR


SIANG MALAM

Siang dan malam, selalu menyimpan mister-misteri paradoksial yang nominalnya tak terbilangkan.
Aku mungkin berada di sudut siang. Di bawah pohon kersen sambil membuka bekal kotak makan siangku, yang isinya adalah dua buah ketegaran. Satunya untukku, satunya untuk kubagikan kepada seluruh dunia.

Bisa juga Aku berpihak kepada garis-garis langit malam. Duduk terkesiap di bawah bulan yang sombong dan menulis puisi dengan tinta-tinta harapan dari nasihat orang-orang bijak yang kukenal.

Tetapi, Aku lebih merasa berada DIANTARA KEDUANYA. Cita- citaku terjepit oleh dua paradoks itu, paradoks yang terpisah oleh senja-senjaku. Senja-senjaku yang lugu. Aku melihat banyak hal dari cakrawala di saat senja datang. Senja, memberikan petuah berbobot hanya dalam waktu sepersekian jam. Tidak perlu berlama-lama.


LAMPU BELAJAR

Terang sonarnya membikin Aku dapat mempergunakan buku dengan lebih baik, mengendarai kata-kata untuk bisa sampai kepada dunia- dunia yang lain = Duniaku sendiri.


BUKU-BUKU

Mereka jendela-jendelaku yang ramah. Maka, beramahtamahlah kepada Mereka ya. Mereka adalah jendela-jendela yang mengantarku terbang ke dimensi-dimensi lain yang belum pernah terbayangkan oleh seluruh bagian otakku.
Mereka, tersusun rapi bukan tanpa alasan. Mereka semua BERSAUDARA. Maka, sehabis meminjam Mereka dari rumah- rumahnya, tolong persatukan Mereka kembali kepada keluarga- keluarganya, ya!


CATATAN-CATATAN KECIL

Bahkan, setiap malam Aku mencuci kakiku dengan bersih agar Aku pantas berdoa kepada Tuhan di dalam mimpi-mimpi tidurku sekalipun. Aku berdoa tentang masa, tentang harapan, dan tentang Buku-Buku.
Aku membasuh mukaku dengan ketabahan. Ketabahan yang akan kuhadiahkan kepada Ibuku nanti.


KASUR UDARA

Cahaya subuh biasa menembus masuk lewat celah-celah selambu hijau yang menyentuh kasur udaraku. Ia berisik menggisil ujung-ujung sprayku yang bersudut bintang. menyuruhku lelap lagi, renceng oleh pagi, matahari enggan sembunyi, kemudian ilmu-ilmu menamparku, menarikku hidup kembali.


LEMARI BAJU

Ia membantuku dengan sederhana. Empat biliknya menyimpan pertolongan-pertolongan kepada kedhidupan. Tidak bulat seperti telur, tidak pepat seperti bumi. 


PINTU BERGAGANG KEEMASAN

Langkahku belum mati. Aku akan menjejakkan kakiku kepada titik ilmu di seluruh dunia. Mimpi,  temani Aku menunggu kenyataan yang sedang dalam perjalanan menjemputku.