Malang e-Edu dan Prospeknya



Akselerasi perkembangan teknologi memang luar biasa. Kencang sekali dan kadang memang diluar akal sehat. Dalam kurun waktu tidak lebih dari 7 tahun, telepon genggam atau handphone dapat berubah intensitas dari tersier ke primer. Hare gene nggak punya handphone?. Bukan itu saja, banyak contoh komperhensif yang dapat Anda sekalian tangkap tentang akselerasi teknologi di dunia nyata.
Fenomena kencangnya akselerasi teknologi tentu saja menuntut adanya perubahan kebutuhan manusia, termasuk dalam menerima informasi. Sekarang menerima informasi tentu saja lebih mudah, tinggal tanya Mbah Google, semua tanda tanya lewat.Yang lebih heboh, radio yang dahulu hanya bisa kita dengarkan via gelombang radio seperti FM dan AM melalui pesawat radio, sekarang juga bisa kita dengarkan melalui jalur TCP/IP. Bahkan, dengan munculnya teknologi mobile , siaran televisi juga dapat kita tangkap menggunakan PDA dan HP.
Ada lagi yang lebih fenomenal, yaitu pemunculan Ipv6. IP versi ini memungkinkan semua alat mempunyai address sendiri, bahkan kalau perlu setiap manusia yang tersensus atau tidak oleh petugas, memiliki address IP sendiri-sendiri, itu memudahkan transparansi di dunia internet karena akan ketahuan dimana lokasinya, posisinya, siapa dia. Jika semua manusia memiliki IP sendiri-sendiri, itu juga memungkinkan setiap manusia memiliki channel televisi sendiri-sendiri. Agak ngeri memang. Bagaimana kita harus menyikapi hal tersebut?

Peluncuran Malang e-Edu
Menghadapi fakta diatas, ternyata Pemkot Malang cukup sigap dan antisipatif mereaksinya. Ya, Malang e-Edu (Malang electronic education) yang diresmikan oleh Walikota Malang, Bapak Peni Suparto pada upacara peringatan HARDIKNAS di balai kota Malang 3 Mei lalu menjadi salah satu pembuktiannya. Malang sekaligus mengukuhkan diri sebagai Kota Pendidikan.
Malang e-Edu merupakan pendidikan berbasis TCP/IP hasil kerjasama Pemkot Malang dengan SEAMOLEC (SEAMEO Regional Open Learning Center), organisasi independen bentukan kementrian pendidikan se-Asia Tenggara yang mengembangkan pendidikan jarak jauh/distance learning. Malang boleh bangga karena Bumi Arema merupakan Kota pertama yang meluncurkan program ini, disusul nantinya SEAMOLEC akan bergerak ke Semarang, Bandung, Yogyakarta, Banjarmasin, dan Surabaya untuk membangun program serupa.
Sebenarnya apa penjelasan kongkrit tentang Malang e-Edu? Bagaimana prospeknya kedepan? here we go.
Malang elctronic education, gampangannya adalah TV internet, jadi yang kita lihat adalah video-video pembelajaran yang disiarkan via TCP/IP/Internet secara live maupun recorded. Malang e-Edu dapat diakses di rtsp://118.98.222.141:7070/malang.sdp . Apa itu rtsp://? rtsp itu seperti http:// tapi berbasis video. Malang e-Edu juga dapat diakses di http://seamolec.org/sms.
Loh? kita kan sudah punya tv edukasi? Beda, Malang e-Edu dapat diakses diseluruh penjuru planet bumi asalkan ada komputer dan internet, dimana saja Anda berada. Serta Malang e-Edu memungkinkan untuk interaksi dua arah.
Mungkin memang agak prematur untuk negara berkembang seperti Indonesia. Namun seperti fakta yang sudah saya paparkan sejak awal, akselerasi teknologi membuat pihak yang bertanggung jawab harus turut bersiap siaga sedini mungkin menghadapi perubahan kebutuhan yang semakin mendigitalisasi. Dan pemerintah Malang sudah memulai perkembangan tersebut lebih awal. Lebih cepat lebih baik (kan?).
PROSPEK DAN REGULASI
Anda bayangkan jika para siswa menerima pembelajaran dirumah masing-masing secara online? Ujianpun dilaksanakan secara online. Tentu ini memungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas. Guru dan murid tidak perlu bertatap muka secara langsung, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer dan internet. Ini akan mengurangi biaya operasional pendidikan seperti biaya pemeliharaan gedung, transportasi, alat tulis, dll.
Keunggulan lainnya adalah tidak terbatas oleh waktu, sehingga siswa atau siapapun dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing. Proses ini teramat sinkron dengan kebutuhan karyawan/pegawai karena tidak akan mengganggu waktu bekerja mereka sehingga masih dapat berkonstribusi maksimal untuk tempatnya bekerja.
Masih ada lagi, pelajar dapat menentukan topik yang Ia minati untuk dipelajari, seperti diyakini para ahli pendidikan bahwa belajar akan efektif jika sesuai dengan keinginan dan kebutuhan peserta didik.
Karena berupa tayangan visual berjaringan yang interaktif, program semacam ini juga akan memperbesar kesempatan bagi industri kreatif dan broadcasting yang perkembangannya lebih dari 8% setiap tahun, juga demikian di sektor IT dan jaringan.
Tenaga pendidikan juga akan semakin terpacu karena tingkat persaingan akan semakin tinggi mengingat dengan sistem ini, perbandingan guru-murid 1 banding 30,bisa menjadi 1 banding tidak terbatas!!! sehingga hanya guru terbaik yang nantinya akan terpilih.
Ini juga tantangan untuk pemerintah seagai pihak regulator untuk membuat peraturan yang mengikuti alur perkembangan teknologi. Kita mengenal ada empat payung hukum yang masih aktif mengatur tentang teknologi dan informasi, yaitu UU No. 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi, UU No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, UU No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran dan UU No.14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Nah, Depkominfo, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan komunitas lainnya sedang mencoba meleburkan keempat UU itu menjadi satu produk UU bernama RUU Konvergensi, karena empat UU tersebut, di era digital akan terkonvergensi menjadi satu fungsi. RUU konvergensi memang mendesak kebutuhannya sehingga menjadi prioritas utama dalam dalam program legislasi nasional. Memang diakui ini bukan PR yang mudah karena harus melibatkan banyak pihak seperti Ditjen postel, Direktorat penyiaran, KPI, dan teman-temannya.
Janin regulasi inilah yang nantinya bakal menentukan seberapa jauh perkembangan Malang e-Edu. Seberapa jauh jangkauan fungsionalismenya dalam dinamika pendidikan.
Malang e-Edu telah didukung Pemkot Malang, sekarang giliran kita menembusmbus ombak perkembangan teknologi dengan bergandengan tangan mendukung kelncaran Malang e-Edu, jangan hanya bisa mengkritik saja.
“Salam satu jiwa”