KEPIKIRAN MASA 1 TAHUN YANG AKAN DATANG

Well, sudah diujung genap dua purnama Aku lewati di tanah Malang. Tidur di hotel tiga bulan sih ok. Internet full koneksipun tak keberatan kuterima. Namun dialogku lusa kemarin membuatku agak terjerembab pada kegelisahan. Dengan siapa? Bu Ngesti, guru Pkn sekolahku. Bagaimanapun, statusku sekarang ini masih siswa sekolah formal SMKN 1 Surabaya. Walau memang Aku beruntung mendapat kesempatan lebih banyak dibandingkan anak-anak SMK lain sebayaku. Lebih banyak orang yang kuhadapi, lebih banyak yang aku hasilkan, lebih banyak Aku melewati hari di dunia kerja. 1 tahun meninggalkan tanah sekolah untuk jobtraining, membuat Aku lupa rasanya jadi anak sekolah, sumpah, rasanya Aku melihat Anak sebaya seperti memandang anak kecil saja.
Nah, kata Bu Ngesti, yang waktu Aku hubungi baru mentas dari ruang rapat dewan guru dan kepala sekolah, memberiku satu berita yang agak mencengangkan. Rapotku satu tahun ini bakal kosong ompong melompong layaknya lantai yang habis disapu Yuk Nah yang sok bersih. Walalah... emang sih tetep naik kelas, dan nilai-nilainya itu dapet dari nilai magang ini. Tapi rapor tetep aja bogang. Terutama nilai kognitif sama nilai adaptif. Kan tetep naik kelas, lah ngapain bingung? haddaahhhh... tau nggak sih, kalo daftar kuliah di hampir semua jalur itu rapornya harus ada lengkap kaya siswa lainnya. Nah ini raporku kosong. Muke gile stresnya diri ini.

Aku coba tanya, apa yang harus aku lakukan... untuk membuat kau menyayangiiku... (hiaaaahhhh malah nyanyi lagunya seventeen), Aku tanya ke Bu Ngesti, katanya harus bertatap muka langsung, nggak bisa lewat e-mail tugas-tugasnya. Katanya sih, "ini kan sekolah formal, bukan sekolah terbuka. Nah, akmu kan satu tahun ini nggak ada disekolah, jadi ya nggak ada nilai, mosok nggak sekolah tapi ujug-ujug nilae metu, lak suakti la'an" kata bu Ngesti yang suaranya mirip suzana. Nggak tahu kedengeran horo bannget waktu itu karena faktor apa. Jkaakkaaka.. sstttt jangan rame-rame ya.
Kesimpulannya nih, Aku jadi takut nih ngadepin satu taun kedepan. Mau tes kuliah jalur apa, mau masuk mana, negri apa swasta, beuh.

Mau masuk swasta yang bagus, dana nggak ada, wajarlah, statusku masih minggat bung.

Mau masuk universitas negeri, mau lewat jalur apa. Rapor kelas dua resik sirih (hus), pinter banget juga nggak. Padahal Aku dan ketujuh kawanku yang dikirim untuk jobtrain di SEAMEO SEAMOLEC Jakarta, waktu itu dibilangin kalo yang dikirim ntuh anak-anak pilihan. Leala, lah kok nyimut sekarang kayak gini, terombang-ambing nggak jelas.

Bagaimanapun, akan kutentang hujan dan kupintal dengan harapan, Aku anyam kehidupan dengan rona jiwa yang melayangkan asa melewati batas cakrawala. (halah, apa'an sih).