KUCING KECIL YANG MENGEONG KERAS SEKALI PUKUL DELAPAN PAGI





Sudah dua tahun aku bercita-cita untuk melaksanakan lari pagi. Sayangnya, cita-cita tak mesti sesuai dengan realita. Tumben-tumbennya pagi itu aku terbangun cukup pagi. Biasanya, multi alarm yang kupasang sembilan kali saja merasa putus asa untuk membuatku hidup normal. Sayangnya, seperti mahasiswa seni kebanyakan, aku hidup nokturnal. Aku hidup dengan waktu bagian dunia jin. Pagi adalah malam, malam adalah pagi.

Pukul delapan pagi, masih merana mataku dianiaya kantuk secara semena-mena.
Tiba-tiba terdengar suara anak kucing meronta-ronta begitu kerasnya. Aku menangkap ada getir ketakutan pada eongannya yang menggema. Coba kuhampiri arah suaranya. Alamak! Tercengang bukan kepalang. Ada anak kucing berenang-renang di dalam sumur belakang kontrakan yang cukup dalam. Dia kira itu kolam renang? Atau mungkin kucing itu hasil evolusi kucing biasa yang terkena radiasi tabung elpiji di dapur dan detergen bubuk yang kadaluarsa.



Di tengah kantuk yang masih belum hilang, aku sadar, kalau kucing itu kucing biasa, bukan hasil evolusi, dan tidak memiliki sirip atau pun insang. Langsung lah berdebar-debar jantungku. Dengan sigap, aku turunkan ember dengan kerekan. Kucing itu masih saja menjerit-jerit panik sambil memeluk pipa di pojok dinding sumur.

"HEY KUCING! TENANG! TENANG! COBA RAIH EMBER ITU!" Entah kenapa aku merasa seperti sedang berada di sebuah adegan puncak film.

"MEAWO! MEAW! MAEOWAA!"

"HE, AKU NGGAK BISA BAHASA KUCING!" (dan sungguh aku meneriakinya begitu)

Kucing itu masih belum bisa tenang, menjerit-jerit dan tidak mengerti maksudku. Aku berusaha mendekatkan ember itu dengan beberapa ayunan pada talinya, tapi si kucing masih saja memeluk pipa ketakutan.

"Hey, fucking kitty cat, just calm down, and grab the fucking bucket!"

Kucing itu meraih embernya. Pelan-pelan aku menariknya. Sampai di daratan, si kucing masih enggan melepas bibir ember.

"It's okay... you're save..." kataku sambil mengusap-usap kucing itu dengan handuk.

Keesokan harinya, aku masih merencakan lari pagi, tapi karena tidak ada kucing yang tercebur ke dalam sumur belakang kontrakan, belum ada alasan lain untuk bangun pagi.