BEBERAPA HAL ANEH YANG INGIN AKU BICARAKAN

Aku memiliki beberapa hal aneh yang ingin aku bicarakan.

Pertama, aku sering berbicara kepada diriku sendiri di dalam kepala. Dialektika intrapersonal yang kadang membuatku merasa kurang waras. Suatu hal yang membuatku berpikir, bahwa satu-satunya kawan diskusi yang tersisa untuk membicarakan kehidupan adalah diriku sendiri.
Sama sepertimu, aku bisa membaca 300 chapter komik Naruto hanya dalam waktu tiga hari. Sedangkan buku psikologi media, semiotika, dan teori segala sesuatu masih kesepian kutinggalkan di rak buku sampai berdebu selama bertahun-tahun.

Kedua, dulu aku memiliki kawan diskusi yang sangat baik, namanya Bleki. Seekor kucing kampung berwarna putih yang tinggal di rumah kontrakan lama sebelum aku tinggal di sini. Karena usianya yang sudah tua, dia selalu menjawab pernyataan-pernyataanku dengan baik. Setiap kali aku bicara kepanjangan, dia menyela halus "Meaowa.." Aku tidak terlalu pandai bahasa kucing, tapi setidaknya dia memperhatikan apa yang aku bicarakan.

Ketiga, isi kepalaku terlalu banyak. Hal seperti ini tidak selalu baik. Semakin banyak isi kepala, semakin aku kesulitan memanajemen mereka. Karena aku memiliki kemampuan konsenterasi yang payah karena darah rendah akut. Sayangnya, aku sudah tidak punya wadah sama sekali untuk membuang sampah-sampah di kepala. Satu-satunya wadah adalah diriku sendiri.

Keempat, jam tiga pagi menjadi jam tidur normal untukku selama dua tahun belakangan.

Kelima, tumbuh dewasa itu menyakitkan, dan aku mulai membenci hal cinta-cintaan  yang sangat ABG. Aku mulai melihat hidup sebagai realitas yang memiliki taring yang sungguh lebih tajam. Membuat taring rindu anak ABG terhadap kekasihnya tampak seperti pisau mainan. Ini tahun keempat aku hidup mandiri, dan aku sungguh menyaksikan  dan mengalami lebih banyak rintangan dari orang sebaya kebanyakan yang aku kenal karena rumah tangga keluarga mereka baik-baik saja.

Keenam, aku menemui banyak orang bermental tempe karena tidak pernah menjalani hidup yang terlampau terjal. Ironisnya, sekarang harga tempe sedang naik. Sehingga kiasan "bermental tempe" perlu di re-definisi. Karena bermental tempe dan penyabar punya interval definisi yang sangat jauh.

Ketujuh, aku mulai menikmati sarkasme. Apapun isinya.

Kedelapan, semoga kita semua merasa bahagia dengan barometer masing-masing.