TIGA JENDELA

Jendela 1

Di kamar kontrakanku yang tidak seberapa besar, aku memiliki tiga sajadah yang lucu.
Warnanya berbeda-beda. Yang dua bergambar ka'bah dengan ornamen melingkar-lingkar di sudutnya.
Yang satu bergambar kupu-kupu.
Pak kyai bilang, yang bergambar kupu-kupu jangan dipakai sembahyang. Karena kupu-kupu adalah makhluk hidup. Aku tidak tahu apa itu ada hubungannya dengan sayap kupu-kupu yang separuh pincang, atau malah ini tentang kontradiksi yang aku tidak pantas memikirkannya.
Sajadah yang bergambar kupu-kupu kusimpan di balik lemari.

Sebenarnya,

Untuk apa kita memperdebatkan bagaimana cara berdoa yang paling benar jika kita sendiri belum yakin kepada siapa kita berdoa?


Jendela 2 

 Aku memiliki banyak teman yang minum alkohol sebanyak temanku yang lain menggunakan air suci untuk berwudhu dalam sehari. Alkohol itu enak. Katanya bikin ngefly. Katanya bikin lupa semua masalah.
Mereka berjanjian mau minum seperti koloni lebah mau pesta madu.
Mereka bilang mabuk itu keren.
Mereka bilang mabuk itu gaul.

Sebenarnya,



Untuk apa kita melakukan hal-hal yang merusak diri kita jika kita sendiri belum yakin apakah kita benar-benar menikmati kerusakan itu?


Jendela 3

 Pertama kali aku menonton video porno adalah ketika umurku sebelas tahun."Malu-malu mau" judulnya. Setelah itu, aku lebih banyak menghabiskan waktuku untuk surfing di google mencari-cari ilmu apa saja yang bisa aku dapat. Aku pernah mencari tentang tulang belakang. Aku menemukan artikel yang bagus, tapi aku menemukan artikel yang bagus itu setelah sembilan ribu situs porno yang keluar.

Bapakku pendiam. Tidak pernah sepatah kalimat saja bapakku memperkenalkan dunia seksual kepadaku. Bapak juga tidak pernah menghakimiku ketika aku berkata seronok.
Karena setiap manusia memiliki sisi kesadarannya dan bapakku ingin memperlakukanku seperti seorang manusia.

Sebenarnya,

Kenikmatan yang tidak akan bisa dikorupsi oleh waktu dan zaman hanyalah dua hal :
-Sex
- Dan Kasih sayang orang tua kandung

Kadang kita tidak dapat menikmati berdoa, kita tidak dapat menikmati bir-bir bagus berharga mahal, tetapi, sex dan kasih sayang orang tua bahkan dapat kita temukan di sudut-sudut kehidupan yang lain, pada kucing, atau pun babi hutan. Setiap orang tua menyayangi anaknya. Dan Setiap makhluk menikmati sex.

Aku ingin membuat Bapakku tersenyum.
Aku ingin membuay Ibuku tersenyum (di balik nisannya).

Aku tahu,

Membuat bapak dan ibuku tersenyum bukanlah sebuah cita-cita yang besar. Tapi aku rasa, adalah sebuah kebodohan besar menyia-nyiakan senyum mereka.
Karena senyum mereka adalah jendela-jendela yang membuat kita dapat menikmati sinar matahari pagi yang hangat.

Dan aku berjanji akan membuat jendela-jendelaku sendiri. Di dekat jendela akan kupajang pigora-pigora. Pigora tersebut membingkai senyuman terindahku untuk mereka. Jendela-jendela yang kusayangi.