Tentang 3 Buah Puisi dan Cerita di Baliknya
Cover buku antologi "Mati Hari - Bukan Kawanku!" |
3 Judul puisiku yang tercantum |
Berfoto dengan para penulis yang puisinya tergabung dalam antologi ini |
Di dalam antologi ini juga terdapat salah satu nama penulis yang bagiku tak asing, Mbak Anisa Hertami, aktris film Soegija yang dari film itu mendapat banyak penghargaan. Sayangnya buku ini hanya dicetak terbatas. Harapanku sih ya dicetak lagi, biar banyak yang baca. hehe...
Proyek ini sebetulnya medium pemanasanku untuk kembali ke dalam dunia penulisan, dan mungkin film. Yang aku telah lama tak berkarya dan perlu bekerja supaya tak karatan.
Berikut ku lampirkan 3 puisiku berikut cerita di baliknya.
1
BAPAKKU MENUA PADA
SEPUCUK SORE
Kerut matanya seperti sungai tempat aku mengambil bola
plastik yang mengapung pada sore maghrib
Pelukan canggungnya tempat aku lemah dan mimisan ketika
sakit-sakitan
Uban di rambutnya tempat aku memeluk anak kecil di dalam
diriku
Punggungnya semakin bungkuk tempat perosotan dan taman
bermain abadi dalam sebuah gendongan
Gigi depannya tanggal, tempat keluar nasihat-nasihat bijak
bergeming bergema berkelindan
Sedikit botak di kepalanya, tempat namaku lahir dan menyala
api makna
Bercak-bercak lahir di pipinya, tempat kecupan-kecupan kecil yang tak pernah terjadi dari anaknya
Ajari aku asal-usul kata-kata, pak
Karena waktu berlarian seperti sekumpulan kuda mengejar pagi
Dan aku terjebak dalam tarian tanpa arti
Yogyakarta, 2016
-------------
TAHUN-TAHUN YANG
TERKOYAK
Barangkali takdirku seperti sepucuk daun
Ketika lelah, tanggal dari tempat tinggalnya
Jika badai datang, terkoyak-koyak tubuhnya
Malam masih panjang
Lampu-lampu jalan masih benderang
Sepi masih saja berpura-pura baik
Seperti germo menawarkan wanita jalang
Maafkan waktu-waktu yang terbuang
Wajah-wajah tlah menjadi asing,
Atau akulah sang wajah asing?
Yogyakarta, 2016
--------------
PEREMPUAN YANG
MEMBUKA JENDELA
Ketika kau membuka jendela di pagi hari,
Kau melihat masa depan atau masa lalu?
Atau refleksi wajahmu yang masih mencintaiku?
Di sabtu malam aku pergi ke bar sendirian
Duduk di pojokan, mendengar orang-orang
Membicarakan tentang kelamin dan negara
Dua hal yang tak lagi kutahu apa bedanya
Jika kau bertanya kepadaku tentang pertempuran apa yang
paling berbahaya di muka bumi,
Aku akan menjawab kenangan, cerita di baliknya, dan
perubahan-perubahan yang mengikutinya.
Yogyakarta, 2016
Comments
Post a Comment