MUSIM-MUSIM PUN BERGANTI

Mengapa kau datang ketika hujan berusaha membuat langit ringkih?
Seharusnya kau datang di saat musim menguningnya padi-padi.
Atau saat musim durian masak berjajar di atas truk-truk mengantri dicumbui
Atau saat burung-burung berkoloni ke selatan, migrasi ke Australia

Kau datang ketika sekumpulan kodok menjelma menjadi sekawanan masalah
Dan buah-buah mangga yang matang di pohon tetangga telah ranggas
Dan jiwa-jiwa yang kesepian berdoa di surau-surau
Mencari tenang, memberangus sesak, mencoba mengenal dirinya

Kau datang saat petani tembakau tersengut-sengut meratapi gelapnya masa
Saat punggung-punggung yang bungkuk bersingsut meratapi tengadah tangannya
Merunduk, merintih, dan meminta-minta
Saat seluruh koleksi sepatu yang ada terserang penyakit bau
Saat jemuran tetap basah dan hati tetap sekering biasanya
Saat parit-parit penuh, anak-anak tertawa riang, ibu-ibu bersingsut khawatir

Begitulah kau datang.
Mengendap-endap tanpa salam
Menmbimbang rebah nyaman di sudut tilam
Berteriak-teriak membawa gurindam dan dendam

Hal-hal indah dapat jatuh sekarat
Tetapi musim-musim pasti berganti
Mengganti yang mendung dengan yang calak
Mengganti yang sesak dengan yang anggal