Mencintai Dengan Tenang

Aku ingin mencintai dengan tenang. Tanpa dihantui bayang-bayang. Tanpa dikejar-kejar masa lalu. Tanpa pasung sejarah. Yang baik dan buruk. Aku ingin memeluknya dengan damai. Menjaga rohnya, supaya jika malam datang, hatinya dapat tertidur pulas di hamparan pundakku yang mencintainya.

Aku ingin memaafkan kisah-kisah. Milikku maupun miliknya. Membiarkan masa lalu kembali ke liangnya jauh di luar pagar. Aku ingin ia menjadi satu-satunya wajah yang kulihat ketika pagi kembali.

Aku ingin menggosok gigi tanpa perasaan terancam. Karena perasaan takut kehilangan adalah emosi yang seram. Tetapi, aku sangat bersyukur, karena wanita yang mendampingiku ini membuktikan diri melebihi apa yang bisa aku harapkan. Membuktikan bahwa aku tak perlu risau, ia hanya milikku. Dan kami betul-betul terbuka mengenai hal-hal yang terjadi.

Aku ingin merawat hatinya dengan baik. Pagi, siang, dan malam. Oleh karena itu, aku harus menyelesaikan tanggung jawab yang belum selesai sebelum aku memeluk tanggung jawab lainnya. Supaya tak jadi tanggungjawab-ception. Aku harus segera menyelesaikan studiku. Biar tak jadi aral.

Aku ingin meminangnya dengan benar. Mengaitkan hati, menata rampai sayang jadi hari-hari. Merencanakan petualangan-petualangan bersama. Menemaninya ke ujung-ujung negeri. Menjadi supporter setia ketika ia melakukan hal hebat, dan menjadi kritikus paling jujur ketika ia melakukan hal yang salah.

Aku ingin menjadi teman hidupnya. Dan memaafkan semua hal yang telah terjadi. Memaafkan Tuhan, memaafkan semesta. Aku tak ingin jadi tokoh jahat di hidup siapapun. Aku ingin berdamai dengan pihak-pihak yang tersakiti. Meski aku dan dia sudah mencintai dengan cara yang benar. Meski bersatu dalam keadaan sama-sama retak dan saling memulihkan.

Ia seperti bidadari, yang mudah membuat laki-laki jatuh hati. Banyak laki-laki berusaha memilikinya. Tapi aku percaya peluknya hanya untuk pelukku. Satu-satunya tempat pulang di muka bumi.

Biarkan aku dan dia melangkah ke depan. Dengan tenang. Dengan damai. Dengan benar. Ah, akan aku ceritakan lagi ya tentangnya di sini, kalau proposal skripsinya sudah jadi. hihi.

Comments