Kurun

Apakah masih ada kau yang dulu?
Membuka pintu tersenyum lalu?
Atau berganti kau yang menyuruhku menunggu di depan pintu?

Apakah masih ada kau yang dulu?
Menatapku dengan tatapan khayanganmu
Dan membenarkan kerah kemejaku yang berantakan dengan malu-malu

Aku dan malam yang semakin muram
berjudi di atas meja belajar
memandangi puisi-puisimu
berjajar rapih di tumpuan ingatan
Tertanam dan tumbuh
Seperti senyummu yang memperdengarkan merdu lagu

Aku
Sembilu
Mempertanyakan relativitas waktu sambil mengadu,
"Apakah masih ada kau yang dulu?"

Jika waktu ada di telapak tanganku
Kuputar-putar dan kukembalikan
pada masa yang terdapat kau di ujung pintu
membuka pintu tersenyum lalu



Dipa,
2014