JENIS-JENIS REMAJA YANG PENGEN BUNUH DIRI


Well. Kamu tau nggak kalau bisa bunuh diri itu cerdas? Ya. Karena cuma binatang-binatang tertentu aja sih yang bisa bunuh diri karena punya kecerdasan EQ yang menyerupai manusia. Bisa sedih, nangis, ketawa, jungkir balik, sakit ati, ngambek. Contohnya sih yang aku tau kayak monyet rhesus. Pokonya jangan samain aja mukaku sama monyet. Kasian monyetnya (loh?).

Yang aku pengen omongin sekarang, banyak banget ya remaja seusia kita yang dikit-dikit bilang, "Aku pengen bunuh diri, aku pengen bunuh diri". kok kayak udah nggak tersisa jalan lagi buat nyelesein masalah selain membunuh diri sendiri. Kalo kita pikir-pikir sih emang yah, sedikit wajar, karena tentu bunuh diri itu kan sebabnya putus asa waktu ada masalah datang menghujam yang kadang tanpa dugaan dan ramalan (emang cuaca?). Nah setelah putus asa banyak banget yang bilang kata-kata semacem itu(ini pengalaman pribadi loh, nggak terkecuali aku). Dari yang punya pikiran buat bunuh diri, mereka masih dibagi lagi jadi beberapa macam lagi.
  1. Remaja yang ngomong mau bunuh diri buat cari perhatian orang yang disayanginya. Nggak melulu pacar. bisa juga nyokap, bokap, nenek, kakek, sahabat, bahkan kucing tetangga. Kata-kata yang terlontar dalam situasi kayak gini biasanya ada nada-nada sok ngancem. Tapi biasanya situasi kaya begini ini lebih sering disebabkan kurang perhatian atau terlalu dimanja sejak kecil. Singkatnya, ego tinggi atau orang yang biasa hidup nggak dilayani, sekali nggak dilayani bilang mau bunuh diri soalnya dia merasa orang lain yang butuh melayani dia. Dan untuk menghadapi orang seperti ini, Aku rasa remaja macem beginian nggak bakal bunuh diri beneran.
  2. Remaja yang bilang mau bunuh diri karena tekanan psikologis jangka panjang. Kalo yang model begini ini kasian. Kalo kata orang cakep,eh, orang bijak, kesabaran orang itu ada batasnya. That’s compelately right. SO, kadang masa dan situasi yang sulit baik itu justru menjadi salah satu character building terbaik yang pernah ada dalam sejarah manusia. Tapi tentu, apapun yang berlebihan pasti nggak baik. Nah remaja yang terperangkap situasi yang ini, pada umumnya dia mengalami emosi yang betul-betul menghujam sampek orang beginian nggak akan segan bunuh diri beneran. Tapi tergantung orangnya lagi dong, dia itu orang yang mikir panjang apa nggak. Misal aja dia liat ibunya ditabokin bapaknya terus nggak lama liat bapaknya dibunuh dijalanan. Ibunya nggak bisa ngidupin, banyak utang. Yah yang kayak di sinetron dan semacamnya itu.
  3. Yang ketiga Remaja yang bilang mau bunuh diri karena tekanan psikologis jarak pendek. Remaja yang model satu ini, hidup serba senang di rutinitas hidupnya. Nggak selalu kaya, pokonya tentrem aja. Waktu suatu waktu cobaan datang tiba-tiba, dia bakal nggak kuat dan mengalami goncangan emosi sesaat aja. Dan kadang ada yang mencoba bunuh diri. Tapi pada dasarnya, itu hanya akibat kombinasi shock dan kelabilan emosi.
  4. Terahir, yang paling bahaya: Remaja yang bunuh diri nggak ngomong-ngomong. Jiaahhhh... gimana nggak bahaya coba. Ini murni bunuh diri karena pyur keputusasaan. Sudah tidak ada lagi unsur ancaman dan cari perhatian. Namun tentu bisa dicegah. Ada gejala-gejala yang kelihatan seperti anak itu terlihat tidak seperti biasnya, suka menyendiri, merenung, melamun, menatap langit, mata sembab, tidak merawat diri, acak-acakkan dan kelihatan memaksa jika ceria.
Bagaimana sih aku kok bisa nulis gini? Kawan, aku pernah mengalami beberapa diantaranya.