dot .MPEG

Aku duduk memangku laptop. Sore ini masih setengah lima.  Langit masih terang benderang. Rumput-rumput di depan studio broadcast smkn 1 kelihatan sekali tidak presisi potongannya disana-sini terkena cercah matahari sore, memantul-mantul dari cabang ilalang yang bergoyang-goyang kena angin. 

Suasana depan studio benar-benar ceria. Ceria yang penuh senyum dan kegilaannya. Anak-anak broadcast pasca ujikom kontras benar ketika proses produksi beberapa hari lalu.  Saat proses ujikom, wajah mereka seperti bungkus terasi, tertekuk kusut tak terselamatkan. Sekarang, setelah semua usai, ada kelegaan yang tersirat dari semua kawan broadcast. Bercahaya semua wajahnya, padahal belum disiram rembulan. Rembulan masih menunggu shiftnya.

Panjul terlihat gagah dengan gitar dan nada do re mi yang terbang kemana-mana memanjakan telinga anak-anak broadcast disini, didepan studio, bernyanyi-nyanyi bersama dengan gaya gila. Kompak. Sangat Broadcast.



Disini, didepan studio broadcast smkn 1 surabaya ini, seburit tawa terekam lekat, banyak konflik juga beradu dengan penyelesaian bersahabat. Tidak terasa. Disini, di depan studio broadcast, aku terjeremembab ingatan bahwa dua tahun lebih kami melewati banyak shot dan scene kehidupan dari banyak angle lensa kamera, dari bermacam sudut pandang. Banyak scene persahabatan dua tahun lebih ini, hampir tiga tahun. Walau tidak sedikit outline pertikaian dan perbedaan tergurat pada kartu-kartu treatment yang datangnya tak tentu. Tak terbaca mata angin.

Dua setengah tahun yang lalu, wajah-wajah ceria ini datang dengan seragam SMP. Datang ke studio yang tidak terlalu luas ini dengan wajah polos, seperti merasa bodoh. Bahkan banyak diantara kami yang tidak tahu cara menghidupkan kamera waktu itu. Sekarang, di arena ujikom, Pak Sapto kuharap dapat tersenyum agak lega dengan karya anak-anak. Karena dua setengah tahun yang lalu Pak Sapto menyambut anak-anak baru calon muridnya selama tiga tahun dengan wajah tegas dan pandangan tajam seperti ujung anak panah. memperlihatkan toleransi minim yang menggetarkan, menakutkan bagi beberapa anak yang bermental tempe.


Tapi, kini Aku sendiri terjebak dalam pusaran kagum. Anak-anak broadcast menunjukkan perkembangan tak tertandingkan. Yang pandai makin pandai, yang dibawah rata-rata menjadi pandai juga. Video klip yang menjadi tugas akhir kawan-kawan broadcast, benar-benar diluar dugaanku. Aku sendiri jadi minder saat preview di studio 1 broadcast.


Aku ingin menghaturkan salut pada dewa-dewa editing seperti Panjul dan Jimi. Panjul sangat kompeten, bagiku Ia dan rambut kerennya pantas diterima industri kreatif  diumur belia. Jimi, karibku, kawan tidurku di Jakarta, Ia handal dan tidak banyak bicara. Kata-katanya selalu tertuang lewat karya dan warna. Jiwa wirausahanya juga sudah tumbuh sejak Aku mengenalnya dekat waktu sama-sama mewakili broadcast ke Jakarta beberapa bulan lalu. Ia sahabat yang mengajariku banyak hal tentang diam dan hidup.


Karya mereka masih yang terbaik untukku, Panjul memang teramat kuat konsep visualisasinya. Dan aku merasa satu tipe dengan panjul, selalu menuangkan sisi humanis dan kehidupan serta rasa di tiap karya. Judul-judul lagu kami juga sering sama. Kami galau, kami mellow. Tapi tentu saja Panjul beberapa kasta diatasku. Diam-diam Aku memendam iri padanya.


Hatur juga kuberi untuk dewa-dewa ide dan konsep seperti Tika broadcast dua dengan giginya yang berseragam behel mahal, seperti laptop aple-nya. Aku salut sekali dengan idealis dan khayalannya yang dua tingkat diatas manusia normal, Panjul sepakat untuk hal ini. Begitu juga Bebyta, sahabatku terkarib, tempatku menceritakan banyak hal, dia memiliki imaji yang lebih dari diksi milikku, menjadikan karyanya sangat dinamis. Bisa jadi Video klip bikinan kelompoknya menjadi yang paling dinamis walau sejatinya dia tidak terlalu handal memegang kamera dan perangkat editing, khas para MC. Ya, dia MC suatu acara di Jtv. Tapi konsep dan kemampuannya mengendalikan suasana benar-benar layak diapresiasi.

Tak ketinggalan, benar-benar takjub Aku pada perkembangan beberapa anak broadcast yang amat pesat kenaikan grafiknya. seperti Ina, salah salah satu yang paling pesat. Ia kawanku magang di Tv anak spacetoon selama 3 bulan. Waktu pertama sampai spacetoon, bahkan Ia masih bertanya bagaimana cara mensetting ratio PAL TV di perangkat editing. Waktu ujikom kemarin, aku cukup berdebar melihat Ia mempraktikkan ilmu yang Ia dapat dari Mas Antok Spacetoon tentang penguasaan seni dan point aview. Di kelompok Jimi, ada Cempluk yang sepertinya memiliki darah seni, bisa bergitar dan sesepuh exkul dance. Ia memperlihatkan bakat talent-nya dengan mengkordinasi sebegitu banyak anak untuk menjadi model video klipnya yang bertema dance.



Sementara manusia-manusia jelata sepertiku dan pecundang lainnya mungkin puas jadi apresiator, jadi lumbung iri, ngiler melihat karya solid mereka. Bertepuk tangan dan membanggakan kawan SMK ke anak istri di masa datang. Mungkin dengan kata yang telanjang.


"CUT" "ACTION" "CAMERA SATU PANNING KANAN" TAKE CAMERA DUA" "CAMERA TIGA TILT UP" TIGA.. DUA.. SATU"


Oh, alangkah Aku akan merindukan gegap gempita belajar broadcast di SMKN 1 Surabaya, jurusan nomor satu diseluruh dunia versiku, yang menyiramku dengan ilmu seni dan menghibur orang lewat tayangan audio visual. Mengajariku menggambar ilalang bergerak menjadi seribu kali lebih bermakna lewat frame lensa kamera. Mengajariku meracik garam foreground dan daging medium close up jadi rantai gambar berirama. Lebih dari itu, Broadcast SMKN 1 Surabaya menyediakan ladang persahabatan yang tak kenal senioritas. Kenangan-kenangan seperti itu tak akan terganti oleh emas dua puluh empat karat. Benar-benar mahal  tak tergadai.


Film-film yang kami buat di dimensi sebenarnya, di kehidupan, yang skenarionya dikreasi tuhan, akan terasa jauh lebih indah dari yang tampak di layar preview atau telivisi. Film-film yang di layar preview hasil keringat kami itu, walau sumbang bukan buatan tapi akan membuat kami melengkungkan secelurit senyum penuh nostalgi enath sepuluh atau dua puluh tahun lagi, ketika kawann broadcast sudah banyak yang mengantarkan anaknya sekolah saban pagi.


Kawan, karibku, jangan hapus gambar-gambar kita, ayo kita edit jadi kenangan dan memenangkan ribuan oscar!
 :)

19 Februari 2011

Ketika matahari mencercah dari celah ilalang